Cara Menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan Tepat

Memahami Apa Itu BMR (Basal Metabolic Rate): Lebih dari Sekadar Angka
Sebelum melangkah lebih jauh mengenai cara menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan tepat, penting untuk memahami esensi dari apa itu BMR dan mengapa konsep ini sangat relevan dalam perjalanan kesehatan Anda. BMR adalah angka fundamental yang mencerminkan kebutuhan energi dasar tubuh.

Cara Menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan Tepat
Definisi dan Konsep Dasar BMR
Basal Metabolic Rate (BMR) adalah jumlah energi (kalori) yang dibutuhkan tubuh Anda untuk melakukan fungsi-fungsi dasar yang menopang kehidupan saat Anda dalam kondisi istirahat total. Fungsi-fungsi vital ini meliputi pernapasan, sirkulasi darah, pengaturan suhu tubuh, pertumbuhan dan perbaikan sel, fungsi otak dan saraf, serta pemrosesan nutrisi oleh organ-organ internal. Bayangkan jika Anda seharian penuh hanya berbaring dan tidak melakukan aktivitas apa pun; kalori yang terbakar untuk menjaga Anda tetap hidup itulah BMR Anda.
Ada sedikit perbedaan antara BMR dan Resting Metabolic Rate (RMR). BMR mengukur kalori yang terbakar dalam kondisi paling istirahat secara fisiologis, seringkali dilakukan di lingkungan laboratorium yang terkontrol ketat setelah puasa semalam dan tidur yang cukup. Sementara itu, RMR mengukur kalori yang terbakar saat tubuh beristirahat, namun tidak perlu dalam kondisi yang seketat BMR. Meskipun ada perbedaan teknis, dalam praktiknya, kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian dan nilainya seringkali sangat mirip.
Beberapa faktor kunci yang secara signifikan memengaruhi nilai BMR seseorang meliputi:
- Usia: BMR cenderung menurun seiring bertambahnya usia, terutama setelah 20 tahun, karena penurunan massa otot dan perubahan hormonal.
- Jenis Kelamin: Pria umumnya memiliki BMR yang lebih tinggi daripada wanita karena pria cenderung memiliki massa otot yang lebih besar dan persentase lemak tubuh yang lebih rendah.
- Berat Badan: Individu dengan berat badan lebih besar memiliki BMR yang lebih tinggi karena tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk menopang massa yang lebih besar tersebut.
- Tinggi Badan: Orang yang lebih tinggi umumnya memiliki BMR yang lebih tinggi karena memiliki area permukaan tubuh yang lebih besar.
- Komposisi Tubuh: Massa otot membakar lebih banyak kalori saat istirahat dibandingkan massa lemak. Semakin tinggi persentase massa otot dalam tubuh, semakin tinggi pula BMR-nya.
- Genetik: Faktor keturunan berperan dalam menentukan kecepatan metabolisme seseorang.
- Kondisi Kesehatan: Penyakit tertentu (misalnya, masalah tiroid) atau kondisi hormonal dapat memengaruhi BMR secara drastis.
Mengapa Mengetahui BMR Sangat Penting?
Mengetahui BMR Anda adalah langkah awal yang sangat penting dalam perjalanan menuju kesehatan yang lebih baik dan pengelolaan berat badan yang efektif. Ini adalah informasi dasar yang akan menjadi penentu keberhasilan Anda.
- Dasar Perencanaan Diet: BMR adalah fondasi untuk mengetahui berapa banyak kalori yang Anda butuhkan setiap hari. Tanpa angka ini, Anda berisiko mengonsumsi terlalu banyak atau terlalu sedikit kalori, yang dapat menghambat tujuan penurunan, penambahan, atau pemeliharaan berat badan Anda.
- Manajemen Berat Badan Efektif: Tujuan utama mengetahui BMR adalah untuk menghitung Total Daily Energy Expenditure (TDEE) Anda, yaitu total kalori yang Anda bakar dalam sehari setelah memperhitungkan aktivitas fisik. Dengan TDEE, Anda bisa membuat rencana kalori yang tepat: defisit untuk menurunkan berat badan, surplus untuk menambah berat badan, atau seimbang untuk mempertahankan berat badan.
- Peningkatan Kesadaran Nutrisi: Informasi BMR membantu Anda memahami hubungan antara makanan yang Anda konsumsi dan energi yang dibutuhkan tubuh. Hal ini mendorong Anda untuk membuat pilihan makanan yang lebih informatif dan berkelanjutan.
- Optimasi Gaya Hidup: Dengan mengetahui BMR, Anda dapat lebih sadar akan dampak latihan dan pola makan terhadap metabolisme Anda. Ini memungkinkan Anda untuk mengoptimalkan rutinitas harian demi kesehatan dan kebugaran yang lebih baik.
Rumus Populer untuk Cara Menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan Tepat
Untuk cara menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan tepat, ada beberapa rumus yang telah dikembangkan oleh para ilmuwan. Masing-masing rumus memiliki kelebihan dan kekurangan, serta tingkat akurasi yang berbeda tergantung pada populasi dan data yang tersedia. Mari kita telaah tiga rumus yang paling umum digunakan.
Rumus Harris-Benedict (Revisi)
Rumus Harris-Benedict adalah salah satu yang tertua dan paling dikenal, pertama kali diterbitkan pada tahun 1919. Rumus ini kemudian direvisi pada tahun 1984 untuk meningkatkan akurasinya. Meskipun bukan yang paling modern, rumus ini masih banyak digunakan karena kesederhanaan dan ketersediaan datanya.
Rumus:
- Untuk Pria: BMR = 88.362 + (13.397 x berat badan dalam kg) + (4.799 x tinggi badan dalam cm) – (5.677 x usia dalam tahun)
- Untuk Wanita: BMR = 447.593 + (9.247 x berat badan dalam kg) + (3.098 x tinggi badan dalam cm) – (4.330 x usia dalam tahun)
Input yang Dibutuhkan:
- Berat badan (dalam kilogram – kg)
- Tinggi badan (dalam sentimeter – cm)
- Usia (dalam tahun)
Kelebihan:
- Mudah digunakan karena hanya memerlukan data dasar yang umum diketahui.
- Telat teruji waktu dan banyak digunakan sebagai referensi.
Kekurangan:
- Dianggap kurang akurat untuk populasi modern, terutama bagi mereka dengan komposisi tubuh yang sangat berbeda dari studi asli (misalnya, atlet atau individu dengan obesitas ekstrem).
- Cenderung sedikit melebih-lebihkan BMR pada beberapa individu.
Rumus Mifflin-St Jeor
Rumus Mifflin-St Jeor, yang dikembangkan pada tahun 1990 dan diterbitkan pada tahun 1990, saat ini dianggap sebagai salah satu rumus prediksi BMR paling akurat yang tersedia untuk populasi umum. Rumus ini lebih sering direkomendasikan oleh ahli gizi karena dinilai lebih representatif untuk gaya hidup dan komposisi tubuh saat ini.
Rumus:
- Untuk Pria: BMR = (10 x berat badan dalam kg) + (6.25 x tinggi badan dalam cm) – (5 x usia dalam tahun) + 5
- Untuk Wanita: BMR = (10 x berat badan dalam kg) + (6.25 x tinggi badan dalam cm) – (5 x usia dalam tahun) – 161
Input yang Dibutuhkan:
- Berat badan (dalam kilogram – kg)
- Tinggi badan (dalam sentimeter – cm)
- Usia (dalam tahun)
Kelebihan:
- Dianggap lebih akurat dibandingkan rumus Harris-Benedict untuk sebagian besar populasi.
- Juga mudah digunakan dengan data dasar yang sama.
Kekurangan:
- Masih merupakan estimasi dan tidak memperhitungkan komposisi tubuh secara langsung (misalnya, perbedaan massa otot dan lemak).
- Mungkin kurang akurat untuk atlet dengan massa otot sangat tinggi atau orang lanjut usia.
Rumus Katch-McArdle (Khusus untuk Pengguna Komposisi Tubuh)
Berbeda dengan dua rumus sebelumnya, rumus Katch-McArdle secara langsung memperhitungkan massa tubuh tanpa lemak (Lean Body Mass – LBM), menjadikannya lebih akurat bagi individu yang mengetahui persentase lemak tubuh mereka, seperti atlet atau binaragawan. Rumus ini mengasumsikan bahwa metabolisme didorong oleh massa tubuh tanpa lemak.
Rumus:
- BMR = 370 + (21.6 x LBM dalam kg)
- Untuk menghitung LBM: LBM = berat badan (kg) – (berat badan (kg) x persentase lemak tubuh sebagai desimal)
Input yang Dibutuhkan:
- Berat badan (dalam kilogram – kg)
- Persentase lemak tubuh (dalam desimal, misal 20% = 0.20)
Kapan Rumus Ini Lebih Baik Digunakan:
Rumus Katch-McArdle sangat direkomendasikan jika Anda memiliki akses dan data akurat mengenai persentase lemak tubuh Anda. Ini sangat berguna bagi:
- Atlet atau individu yang aktif secara fisik dengan rasio otot-ke-lemak yang tinggi.
- Orang yang sedang dalam program pembentukan otot atau penurunan lemak intensif.
- Siapa saja yang ingin cara menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan tepat yang lebih personal berdasarkan komposisi tubuh mereka.
Kelebihan:
- Sangat akurat bagi individu yang dengan komposisi tubuh yang diketahui, karena secara langsung memperhitungkan massa otot.
- Mengatasi keterbatasan rumus lain yang tidak membedakan antara massa otot dan lemak.
Kekurangan:
- Membutuhkan data persentase lemak tubuh yang akurat, yang tidak selalu mudah didapatkan tanpa alat pengukuran khusus (misalnya, DEXA scan, kaliper kulit, atau timbangan bioimpedansi).
- Jika persentase lemak tubuh tidak akurat, hasil BMR juga akan tidak akurat.
Langkah-Langkah Praktis Cara Menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan Tepat
Setelah memahami berbagai rumus yang tersedia, kini saatnya untuk mempraktikkan cara menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan tepat. Ikuti langkah-langkah praktis ini untuk mendapatkan hasil yang Anda butuhkan.
Persiapan Data yang Akurat
Akurasi hasil BMR Anda sangat bergantung pada akurasi data input yang Anda gunakan. Pastikan Anda memiliki informasi terbaru dan paling tepat.
- Tinggi badan: Ukur tinggi badan Anda dalam sentimeter (cm). Sebaiknya ukur tanpa alas kaki.
- Berat badan: Timbang berat badan Anda dalam kilogram (kg). Lakukan penimbangan di waktu yang sama setiap hari (misalnya, pagi hari setelah buang air kecil dan sebelum sarapan) untuk konsistensi.
- Usia: Usia Anda dalam tahun lengkap.
- Persentase lemak tubuh: Jika Anda berencana menggunakan rumus Katch-McArdle, Anda memerlukan persentase lemak tubuh yang akurat. Ini bisa didapatkan melalui alat ukur kaliper, timbangan bioimpedansi, atau metode yang lebih canggih seperti DEXA scan.
Memilih Rumus BMR yang Paling Sesuai
Pilihan rumus akan tergantung pada ketersediaan data dan tujuan Anda.
- Untuk sebagian besar orang (umum): Rumus Mifflin-St Jeor adalah pilihan terbaik karena dianggap yang paling akurat dan hanya memerlukan data dasar (berat, tinggi, usia).
- Jika Anda ingin yang lebih sederhana atau referensi lama: Rumus Harris-Benedict masih bisa digunakan, meskipun mungkin sedikit kurang akurat untuk populasi modern.
- Jika Anda seorang atlet, binaragawan, atau memiliki data komposisi tubuh yang akurat: Rumus Katch-McArdle akan memberikan estimasi BMR yang jauh lebih akurat karena memperhitungkan massa otot Anda.
Contoh Perhitungan BMR Menggunakan Rumus Mifflin-St Jeor
Mari kita terapkan Rumus Mifflin-St Jeor dengan dua contoh kasus untuk memudahkan pemahaman Anda.

Cara Menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan Tepat
Kasus Satu: Wanita Usia 30 Tahun
- Detail Parameter:
- Jenis Kelamin: Wanita
- Berat Badan: 65 kg
- Tinggi Badan: 160 cm
- Usia: 30 tahun
- Langkah-langkah Perhitungan:
Gunakan rumus wanita: BMR = (10 x berat badan dalam kg) + (6.25 x tinggi badan dalam cm) – (5 x usia dalam tahun) – 161- Kalikan berat badan dengan 10: 10 x 65 = 650
- Kalikan tinggi badan dengan 6.25: 6.25 x 160 = 1000
- Kalikan usia dengan 5: 5 x 30 = 150
- Masukkan ke rumus: BMR = 650 + 1000 – 150 – 161
- Hitung hasilnya: BMR = 1650 – 161
- Hasil BMR: 1489 kalori
Ini berarti wanita ini membutuhkan sekitar 1489 kalori setiap hari hanya untuk mempertahankan fungsi vital tubuhnya saat istirahat total.
Kasus Dua: Pria Usia 45 Tahun
- Detail Parameter:
- Jenis Kelamin: Pria
- Berat Badan: 80 kg
- Tinggi Badan: 175 cm
- Usia: 45 tahun
- Langkah-langkah Perhitungan:
Gunakan rumus pria: BMR = (10 x berat badan dalam kg) + (6.25 x tinggi badan dalam cm) – (5 x usia dalam tahun) + 5- Kalikan berat badan dengan 10: 10 x 80 = 800
- Kalikan tinggi badan dengan 6.25: 6.25 x 175 = 1093.75
- Kalikan usia dengan 5: 5 x 45 = 225
- Masukkan ke rumus: BMR = 800 + 1093.75 – 225 + 5
- Hitung hasilnya: BMR = 1893.75 – 225 + 5
- Hasil BMR: 1673.75 kalori
Pria ini membutuhkan sekitar 1674 kalori per hari untuk menjalani fungsi dasar tubuh saat istirahat.
Mengaplikasikan Hasil BMR untuk Kebutuhan Kalori Total Harian (TDEE)
Menghitung BMR hanyalah langkah awal. Untuk benar-benar mengoptimalkan asupan kalori Anda, Anda perlu memperhitungkan tingkat aktivitas harian Anda. Inilah yang akan membawa kita pada angka Total Daily Energy Expenditure (TDEE).
Memahami Faktor Aktivitas (Activity Factor)
BMR hanya menjelaskan kalori yang terbakar saat tubuh Anda istirahat. Namun, kebanyakan dari kita tidak berbaring sepanjang hari. Kita bekerja, berolahraga, melakukan pekerjaan rumah tangga, dan berbagai aktivitas lainnya. Semua gerakan ini membakar kalori tambahan. Untuk menghitung TDEE, kita mengalikan BMR dengan “faktor aktivitas” yang mencerminkan tingkat aktivitas fisik Anda.
Berikut adalah panduan umum untuk faktor aktivitas:
- Sedentari (sangat sedikit atau tanpa olahraga): BMR x 1.2
- Contoh: Pekerja kantoran yang duduk sepanjang hari.
- Aktivitas Ringan (olahraga ringan 1-3 hari/minggu): BMR x 1.375
- Contoh: Berjalan santai, yoga ringan.
- Aktivitas Sedang (olahraga sedang 3-5 hari/minggu): BMR x 1.55
- Contoh: Lari, berenang, angkat beban intensitas sedang.
- Aktivitas Berat (olahraga berat 6-7 hari/minggu): BMR x 1.725
- Contoh: Latihan intensitas tinggi, olahraga kompetitif.
- Aktivitas Sangat Berat (olahraga sangat berat setiap hari, atau pekerjaan fisik berat): BMR x 1.9
- Contoh: Atlet profesional, pekerja konstruksi intensif.
Rumus Penghitungan TDEE
Setelah Anda memiliki BMR dan menentukan faktor aktivitas Anda, perhitungan TDEE menjadi sangat mudah:
TDEE = BMR x Faktor Aktivitas
Mari kita contohkan dengan wanita dari kasus sebelumnya (BMR = 1489 kalori):
Jika wanita tersebut memiliki aktivitas sedang (berolahraga 3-5 hari/minggu), maka faktor aktivitasnya adalah 1.55.
TDEE = 1489 kalori x 1.55 = 2307.95 kalori.
Jadi, wanita ini membutuhkan sekitar 2308 kalori per hari untuk mempertahankan berat badannya.
Menyesuaikan Asupan Kalori Berdasarkan TDEE
Dengan TDEE di tangan, Anda kini bisa menyesuaikan asupan kalori Anda untuk mencapai tujuan berat badan tertentu:
- Untuk Penurunan Berat Badan: Anda perlu menciptakan defisit kalori, artinya Anda mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang Anda bakar. Strategi umum adalah mengurangi sekitar 300-500 kalori dari TDEE Anda setiap hari. Pengurangan 500 kalori per hari dapat menyebabkan penurunan sekitar 0.5 kg berat badan per minggu (karena 3500 kalori = 0.5 kg lemak).
- Contoh: Jika TDEE Anda 2308 kalori, Anda bisa menargetkan 1808 – 2008 kalori per hari untuk menurunkan berat badan.
- Untuk Penambahan Berat Badan: Anda perlu menciptakan surplus kalori, artinya Anda mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang Anda bakar. Tambahkan sekitar 300-500 kalori ke TDEE Anda setiap hari, tergantung pada laju penambahan berat badan yang diinginkan (idealnya penambahan massa otot, bukan hanya lemak).
- Contoh: Jika TDEE Anda 2308 kalori, Anda bisa menargetkan 2608 – 2808 kalori per hari untuk menambah berat badan.
- Untuk Mempertahankan Berat Badan: Konsumsi kalori harus mendekati TDEE Anda setiap hari.
- Contoh: Jika TDEE Anda 2308 kalori, targetkan sekitar 2308 kalori per hari.
Penting untuk diingat bahwa defisit atau surplus kalori harus dilakukan secara sehat dan berkelanjutan. Penurunan atau penambahan berat badan yang terlalu drastis dalam waktu singkat bisa tidak sehat dan sulit dipertahankan dalam jangka panjang.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Akurasi Perhitungan BMR dan Hal Lain yang Perlu Dipertimbangkan
Meskipun cara menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan tepat menggunakan rumus yang ada memberikan estimasi yang berharga, penting untuk menyadari bahwa hasil ini bukanlah angka mutlak. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi akurasi dan konteks penggunaannya.
Keterbatasan Rumus Prediktif
Rumus BMR, seperti Harris-Benedict atau Mifflin-St Jeor, adalah alat prediksi yang didasarkan pada populasi studi yang luas. Mereka mencoba menghitung rata-rata dari banyak individu. Namun, tubuh manusia sangat individualistis.
- Variasi Individual: Dua orang dengan usia, jenis kelamin, tinggi, dan berat yang sama bisa saja memiliki BMR yang sedikit berbeda karena variasi genetik, tingkat hormon, atau bahkan bakteri usus. Rumus tidak bisa sepenuhnya menangkap nuansa ini.
- Asumsi Rata-rata: Rumus-rumus ini dibuat berdasarkan rata-rata statistik. Jika Anda berada jauh di luar rata-rata (misalnya, atlet elit dengan massa otot ekstrem atau seseorang dengan kondisi medis langka), rumus ini mungkin kurang akurat untuk Anda.
Pengaruh Kondisi Kesehatan dan Obat-obatan
BMR Anda dapat dipengaruhi secara signifikan oleh kondisi medis tertentu atau penggunaan obat-obatan.
- Penyakit Tiroid: Kelenjar tiroid berperan besar dalam mengatur metabolisme. Hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif) dapat meningkatkan BMR, sementara hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) dapat menurunkannya.
- Penyakit Lain: Demam, infeksi, cedera berat, atau kondisi kronis seperti kanker dapat meningkatkan kebutuhan energi tubuh secara signifikan.
- Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti beta-blocker atau obat tertentu untuk pengobatan kondisi jantung dan tekanan darah, dapat memengaruhi laju metabolisme Anda.
- Fase Kehidupan Spesifik: Kehamilan dan menyusui akan meningkatkan BMR karena tubuh membutuhkan energi ekstra untuk mendukung pertumbuhan janin atau produksi ASI.
Pentingnya Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Meskipun Anda sekarang tahu cara menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan tepat, self-assessment memiliki batasnya.
- Ketika Dibutuhkan Penyesuaian Personalisasi: Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, sedang hamil/menyusui, atau memiliki tujuan kesehatan dan berat badan yang sangat spesifik (misalnya, persiapan kompetisi atletik), mendapatkan rekomendasi dari ahli gizi terdaftar atau dokter sangat disarankan.
- Penilaian Akurat: Profesional kesehatan dapat melakukan penilaian yang lebih komprehensif, mungkin termasuk pengukuran RMR di klinik (menggunakan peralatan seperti kaloriemeter tidak langsung) atau analisis komposisi tubuh yang lebih canggih. Data ini memungkinkan mereka memberikan rencana nutrisi yang sangat personal dan aman.
- Mendeteksi Masalah Tersembunyi: Jika BMR Anda sangat berbeda dari yang diprediksi oleh rumus, itu mungkin menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang mendasari. Seorang dokter dapat membantu menyelidiki dan mendiagnosisnya.
Kesimpulan
Memahami cara menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan tepat adalah sebuah fondasi krusial dalam perjalanan menuju pengelolaan berat badan yang efektif dan gaya hidup yang lebih sehat. BMR memberi kita gambaran tentang energi minimum yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan kehidupan, menjadi titik awal fundamental dalam menentukan kebutuhan kalori total harian kita (TDEE).
Dengan menggunakan rumus seperti Mifflin-St Jeor atau Katch-McArdle, Anda dapat mendapatkan estimasi BMR yang cukup akurat. Selanjutnya, dengan mengaplikasikan faktor aktivitas, Anda bisa menghitung TDEE — angka yang memungkinkan Anda untuk merencanakan asupan kalori secara strategis, baik itu untuk menurunkan, mempertahankan, atau menambah berat badan. Ingatlah bahwa angka-angka ini adalah estimasi dan harus digunakan sebagai panduan, bukan aturan baku yang kaku.
Pada akhirnya, BMR hanyalah salah satu bagian dari teka-teki kesehatan yang lebih besar. Kombinasikan pengetahuan ini dengan pola makan bergizi seimbang, aktivitas fisik yang teratur, hidrasi yang cukup, dan tidur yang berkualitas untuk mencapai kesehatan prima secara menyeluruh. Jangan ragu untuk mencari nasihat profesional jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran khusus. Dengan informasi ini di tangan, Anda kini memiliki alat yang kuat untuk mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan Anda.